23 June 2016

Mulut Memaafkan, Apakah Perbuatanmu Juga?



1 Yohanes 3: 18

Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

Mari kita flashback mengenang kisah yang telah berlalu sekitar 35 tahun. Ketika saya membaca kisah nyata ini, saya sadar bahwa memaafkan tidak cukup hanya diucapkan dengan mulut saja. Anda benar-benar telah memaafkan apabila itu disertai dengan perbuatan, tentu saja perbuatan yang sesuai dengan firman TUHAN.

13 Mei 1981. Saat itu seluruh dunia dihebohkan dengan sebuah insiden penembakan. Tentu saja yang menghebohkan bukan peristiwanya saja, namun target/korban penembakan tersebut adalah Paus Yohanes Paulus II. Kejadian tersebut berlokasi di lapangan Santo Petrus, Vatikan. Pelaku penembakan diketahui bernama Mehmet Ali Agca.

Paus menderita luka yang sangat serius dan nyaris meregang nyawa. Sesaat sebelum hilang kesadaran, Paus sempat berkata: "Ya TUHAN, ampunilah dia."

Empat hari setelah dirawat di rumah sakit, Paus secara terbuka menyatakan kepada publik bahwa dirinya telah memaafkan Agca. Proses hukum telah berjalan, Agca divonis hukuman penjara seumur hidup.

Dua tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Desember 1983 (dua hari setelah Natal) Paus mengunjungi Agca di penjara Rebbibia yang berada di kota Roma. Dari hati ke hati, dia berbicara dengan orang yang pernah hendak membunuhnya. Secara langsung Paus menyampaikan kepada Agca bahwa dia telah memaafkannya.

Pada tahun 2000, Paus meminta secara resmi kepada pengadilan tinggi Roma untuk memberi pengampunan kepada Agca sehingga masa tahanan yang seharusnya seumur hidup dikurangi menjadi hanya 19 tahun saja.

Memaafkan tidak cukup hanya di mulut saja, namun harus disertai dengan perbuatan nyata. Jika anda para pembaca yang budiman pernah merasa tersakiti karena perbuatan seseorang, sangat baik jika anda telah memaafkannya. Tetapi akan jauh lebih baik jika kata maaf/pengampunan itu juga anda tunjukkan lewat perbuatan. Selain hal itu akan menolong seseorang yang pernah menyakiti anda agar tidak lagi terus dihantui rasa bersalah, di sisi lain juga lebih menolong anda hidup selalu dalam damai sejahtera.