19 September 2013

Tentang Sumber Air dan Air

Pada suatu ketika, sekitar tahun 1247-an, seorang petani berusia 52 tahun bernama Paijo sedang gelisah tak karuan. Karena Paijo merupakan seorang petani yang rajin dan pekerja keras, dia tidak begitu saja menyerahkan nasibnya kepada keadaan.

Keesokan harinya Paijo memanggil isterinya, Juleha (49 tahun) beserta kedua anak-anaknya Tono (28 tahun) dan Jono (26 tahun) lalu berkata:

"Kemaslah barang-barang kalian, ambil secukupnya dan penuhkan dengan bekal makanan.
Kita akan pindah ke tempat lain, karena tanah di sini
sudah tidak bisa ditanami akibat kekeringan."

Menuruti kata-kata Paijo, mereka pun segera berkemas lalu bergerak untuk mencari daerah yang tidak kering.

Setelah berjalan sangat jauh, mereka pun lelah dan beristirahat. Persediaan air mereka pun sudah hampir habis. Lalu Paijo memerintahkan kepada anaknya yang bungsu, Jono untuk ikut bersamanya mencari sedikit air.

"Jono, ikutlah dengan ayah berkeliling di sekitar sini untuk
mencari sedikit air yang cukup untuk kita minum."

Jono pun mematuhi perintah ayahnya dan segera beranjak. Tidak jauh dari sana, Jono melihat ada aliran air yang keluar dari sela-sela bebatuan.



"Ayah, lihat di sana ada aliran kecil air!"

Jono dan Paijo pun menghampiri aliran air tersebut. Kemudian mereka menampung air tersebut dengan tangan dan meminumnya. Usai memuaskan dahaga, Jono kembali untuk menemui Ibu dan kakaknya Tono dan mengajak mereka untuk sama-sama minum dari air tersebut.

Setelah semuanya selesai menghilangkan rasa haus dan mengambil bekal air untuk di perjalanan nanti, Paijo pun mengajak mereka melanjutkan perjalanan.

Paijo: "Ayo, lekas kita lanjutkan perjalanan."

Jono: "Tapi, ayah... Mengapa kita tidak menetap di sini saja.
Bukankah di sini ada aliran mata air?"

Paijo: "Kamu ini bodoh atau idiot? Aliran air sekecil ini tidak akan cukup
untuk mengairi ladang yang besar.
Jangan harap kamu bisa menggarap ladang besar dari air ini."

Juleha: "Sudahlah, Jono. Turuti saja apa yang dikatakan ayahmu."

Tono: "Benar apa yang dikatakan ayah. Air di sini tidak akan cukup.
Lihat saja alirannya yang kecil itu, kencing kuda pun masih lebih deras! Hahahaha!"

Jono: "Tapi, ayah..."

Paijo: Tidak ada tapi-tapian! Kalau kamu tidak mau ikut, ya sudah!
Kamu akan kami tinggalkan di sini."

Singkat cerita, Paijo, Juleha, dan Tono pergi meninggalkan Jono yang bersikeras ingin menetap di sana. Saat itu juga, Jono membangun sebuah gubuk kecil dari rumput kering, ilalang, akar, dan kayu yang diperolehnya di sekitar sana. Cukup untuk tempat berteduh, gubuk itu berada di dekat sumber air tadi. Jono pun masuk ke dalam gubuknya untuk beristirahat lalu berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan.


Di sisi lain, Paijo, Juleha, dan Tono masih belum juga menemukan tempat yang cocok untuk menetap. Mereka masih mencari sebuah tempat yang punya banyak air untuk mengairi ladang besar impian mereka. Sampai suatu saat, mereka berhasil menemukan sebuah tempat dengan air yang lumayan banyak.


... mereka pun memutuskan untuk menetap dan mengerjakan ladang baru di sana. Di sisi lain, Jono yang menetap di tepi mata air tersebut kini telah selesai mengerjakan ladang kecilnya sendirian.


Melihat hal tersebut, Jono pun tersenyum puas dan merawat ladangnya dengan baik hari demi hari. Sedangkan, Paijo, Juleha, dan Tono sedang bahu-membahu mengerjakan ladang besar mereka. Dengan tenaga tiga orang, ladang besar mereka pun selesai dengan cepat.


Tidak terasa setahun pun berlalu. Ladang besar Paijo yang membutuhkan banyak air pun mulai terancam kekeringan. Persediaan air yang banyak mulai surut dan perlahan-lahan mengering.


Akhirnya mereka berkemas dan meninggalkan tanah kering tersebut. Teringat akan anak bungsunya yang bernama Jono, Paijo pun mengajak isterinya, Juleha dan anak sulungnya, Tono untuk mengunjungi Jono. Mereka pun kembali ke tempat di mana Jono ditinggalkan. Dari kejauhan, Paijo dapat melihat Jono sedang memanen hasil ladangnya.


Melihat ayah, ibu, dan abangnya datang berkunjung, Jono pun dengan sukacita menyambut mereka. Melihat keadaan Jono yang begitu bahagia, Paijo pun bertanya:

Paijo: "Hasil panenmu sangat bagus. Mengapa bisa demikian?"

Jono: "Saya merawat dan mengairi ladang saya setiap hari, ayah."

Paijo: "Ladang yang kami kerjakan sangat besar dan air yang tersedia juga cukup banyak.
Namun, air kami itu sudah kering dan ladang kami menjadi tandus.
Bagaimana mungkin mata air kecil di sini belum kering juga?"

Jono: "Walau kecil, mata air itu adalah sumber air yang tidak akan kering.
Sedangkan air yang mengairi ladang kalian merupakan kumpulan air hujan
yang sewaktu-waktu dapat habis di musim kemarau."

Sebelum mereka melanjutkan perbincangan, Jono mempersilahkan mereka istirahat dan menikmati hasil panennya. Tidak hanya itu, Jono pun menawarkan mereka untuk menentap di sana.

Jono: "Ayah, bagaimana kalau ayah, ibu, dan bang Tono menetap saja di sini.
Kita berempat bisa mengerjakan ladang yang besar bersama-sama."

Paijo: "Ladang yang besar? Bagaimana bisa
mengerjakan ladang yang besar dengan mata air kecil itu?"

Jono: "Mari ikut denganku, ayah."

Paijo pun mengikuti Jono ke arah mata air kecil tersebut, kemudian Jono mengangkat sebuah batu yang lumayan besar dan melemparkannya ke arah mata air kecil tersebut. Apa yang terjadi kemudian sungguh membuat Paijo terheran-heran. Air kecil yang mengalir dari bebatuan itu menjadi semakin deras seiring dengan pecahnya bebatuan di sekitarnya.

Jono: "Air ini bisa menjadi lebih besar lagi jika batu di sekitarnya kita pecahkan dan gali."



Mendengar hal tersebut, Paijo pun setuju untuk menetap di sana. Mereka mengerjakan ladang Jono yang kecil menjadi semakin besar. Gubuk kecil Jono pun diperbesar agar nyaman ditinggali mereka berempat.


Dan yang terpenting, sumber air dari mata air tersebut juga semakin berkelimpahan.


Pesan moral dari perumpamaan di atas adalah ..............

05 May 2013

Mengajar Anak Menabung di Usia Dini

Image
Dewasa ini, menabung adalah hal positif yang tidak lagi dilakukan banyak orang. Jika tidak diajarkan sejak usia dini, kebiasaan menabung akan semakin sulit untuk diterapkan kemudian. Seorang anak, yang sama sekali tidak pernah diperkenalkan dengan yang namanya tabungan, maka kelak setelah tumbuh remaja sampai dewasa dia akan sulit mengatur keuangannya (finansial) sendiri.

Seorang anak yang terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkan cenderung tumbuh dengan pandangan easy-money. Dengan kata lain, dia tidak akan pernah tahu proses bagaimana uang tersebut bisa sampai pada orang tuanya. Ada dua kemungkinan yang dapat terjadi dalam kasus ini.


  1. Anda selaku orang tua langsung membelikan sesuatu yang diinginkan oleh anak Anda.
  2. Anda langsung memberikan uang kepada anak Anda yang kemudian akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu yang diinginkannya.

Kedua poin di atas sama-sama tidak ada efek positifnya dalam konteks pemenuhan keinginannya. Lain halnya dengan kebutuhan yang wajib Anda penuhi tanpa diminta.

Keinginan adalah hal yang jika tidak dipenuhi tidak akan mempengaruhi kelangsungan hidup, sedangkan kebutuhan adalah hal yang jika tidak dipenuhi akan mempengaruhi kelangsungan hidup.

Anak-anak mempunyai banyak sekali keinginan. Hal tersebut bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti lingkungan sosial dan media-media (cetak, tayangan televisi, iklan gambar, dll.).

Pada kesempatan ini saya akan mencoba berbagi beberapa tips untuk mengajar anak menabung di usia dini, yang mana kemudian akan digunakannya untuk memenuhi beberapa keinginan positifnya, di antaranya:

  • Ketika anak Anda mengutarakan keinginannya dan meminta Anda membelikan apa yang diinginkannya tersebut, pastikan sesuatu yang diinginkannya dapat berdampak positif (berguna). Jika Anda merasa sesuatu yang diinginkannya akan berdampak negatif (tidak berguna), segeralah katakan tidak dan berikan alasan dengan kata-kata yang mudah dimengerti.
Contoh keinginan yang berdampak negatif (tidak berguna):

Anak: "Mama, aku mau punya sepatu yang
di bawahnya ada lampu-lampu bercahaya kalau lagi jalan".

(Keinginan seperti ini tidak memberikan nilai plus
dibandingkan dengan sepatu normal. Ada indikasi anak Anda
hanya ingin pamer sepatu kepada teman-temanya.)

Mama: "Nak... Sepatu yang ada lampu itu
cepat rusak dan kamu tidak akan
berlari lebih cepat dengan sepatu yang ada lampunya (jika anak Anda laki-laki)...
... dan kamu tidak akan terlihat lebih cantik dengan sepatu yang
ada lampunya (jika anak Anda perempuan).

  • Jika Anda merasa keinginan anak Anda berdampak positif (berguna), untuk pertama kalinya, saya ulangi untuk pertama kalinya demi tertanamnya benih kesadaran menabung anak di usia dini yang akan dibawa dalam dirinya untuk seterusnya... Berikan si anak pelajaran singkat bagaimana uang dapat diperoleh.
Contoh:

Anak: "Mama, aku mau punya sepeda."

(Sepeda tentunya adalah sesuatu yang berdampak positif,
maka di sini merupakan kesempatan emas Anda
menanamkan benih kesadaran menabung kepada anak Anda).

Mama: "Nak... mau beli sepeda, bayarnya pake apa?"

Anak: "Pake uang, ma."

Mama: "Pinteeer, nah sekarang... uang itu
datangnya dari mana?"

Anak: "Dari mama."

Mama: "Bener, tapi uang itu mama dapat dari usaha (wirausaha)
dan bekerja (pekerja/karyawan), kemudian mama simpan dan tabung.
Nah... sekarang kamu mau punya uang untuk beli sepeda?"

Anak: "Mau, ma! Mau!!!"

Mama: "Kamu kerja sama mama ya...
Setiap kali kamu cuci satu piring dengan bersih,
mama beri kamu Rp. 5,000...

(Berikan pekerjaan rumah yang tidak begitu sulit
dan sesuai dengan usia anak Anda)

...atau setiap kali kamu bantu angkat jemuran
yang sudah kering, mama beri kamu Rp. 20,000...

...atau setiap kali kamu rapikan tempat tidur
setelah kamu bangun pagi, mama beri kamu Rp. 10,000

(Anda dapat mengkombinasikan beberapa kegiatan
agar anak Anda rajin menawarkan bantuan di rumah.)

Jangan kaget bila usai makan malam bersama,
anak Anda akan menawari jasa cuci piring...
... "Sini, ma piringnya biar aku yang cuci".

  • Hitung berapa harga sesuatu yang diinginkan anak Anda dan berikan uang kepada anak Anda sejumlah yang menurut Anda tidak akan lama ditabung agar dia dapat memperoleh keinginannya. Dua sampai dengan empat minggu adalah durasi waktu yang dianjurkan sampai anak Anda mempunyai tabungan yang cukup untuk memperoleh keinginannya. Jika terlalu lama, bisa jadi anak Anda akan merasa bahwa menabung adalah hal yang sangat sulit. Jangan sampai itu terjadi.
Contoh: Seandainya harga sepeda yang diinginkan anak Anda adalah Rp. 400,000. Berikan satu atau dua kegiatan dengan pendapatan sekitar Rp. 20,000 - Rp. 25,000 per hari. Sehingga anak Anda dapat menabung hingga Rp. 400,000 lebih kurang 15-20 hari.

  • Pantau dan hitung (kalau perlu buat catatan Anda sendiri) tabungan anak Anda.
  • Apabila sudah mencapai target, dampingilah anak Anda ke lokasi tempat membeli (memenuhi) keinginannya.
  • Ketika sampai di lokasi, berikan anak Anda kebebasan untuk memilih dan membayar. Motivasi dia agar berani melakukannya dan selalu dampingi.
  • Usai melunasi pembayaran... Ini adalah bagian penting. Katakan:
"Hebat anak mama (belai rambutnya atau berikan pelukan).
Sekarang sudah bisa beli sepeda dengan uang sendiri.
Rajin-rajinlah menabung, nak."

Selamat! Anda telah menanamkan benih kesadaran menabung anak Anda sejak dini. Tidak hanya itu, benih tersebut akan ikut bertumbuh dalam dirinya untuk seterusnya.

Jangan lupa untuk membelikan celengan yang unik dan menarik, agar niat menabungnya lebih terpacu. Sekian tips dari saya. Kritik dan saran di bagian komentar akan sangat saya hargai. Terima kasih.

~ Firman Tannady ~

25 April 2013

Pendidikan Anak


Image: webctor.com


50% lebih dari apa yang Anda pelajari di sekolah itu tidak pernah diterapkan pada kehidupan nyata. Pernahkah Anda menggunakan rumus Sin, Cos, Tan untuk naik tangga atau mendaki gunung?

8 dari 10 murid yang dulu prestasi akademiknya bagus, berakhir menjadi karyawan dan bekerja pada orang lain dan hanya sedikit yang sukses berwira-usaha. Sedangkan 8 dari 10 daftar orang sukses dan terkaya di dunia punya catatan akademik DO (drop out).

Saya, Firman Tannady, seorang mantan tenaga pengajar, saya tidak perduli ketika nilai matematika murid saya 4. Contohnya begini saudara/i sekalian:

Katakan anak Anda baru menerima rapor dari pihak sekolah. Bisa saya pastikan, pertama kali yang Anda lakukan adalah mencari-cari nilai yang bertinta merah. Misalkan nilai matematikanya 4 dan nilai seni rupanya 9.5

Apa yang terjadi?

Anda akan meminta guru sekolah / guru lesnya untuk lebih banyak memberi perhatian khusus di matematika, betul? (jawab betul!)

Anda akan mengabaikan nilai seni rupanya yang tinggi (9.5), toh sudah bagus, ngapain didukung lagi, betul? (jawab betul!)

Alhasil ketika menerima rapor di bulan berikutnya yang terjadi adalah:
Matematika 6 (cukup-cukup makan)
Seni rupa 7.5 (menurun)

Bill Gates, siapa yang tidak kenal dengan pria pemilik Microsoft ini?
Seorang mahasiswa yang diDO oleh universitasnya (Harvard University) punya sepenggal nasehat yang akan saya kutip sebagai bahan renungan:

"I failed in some subjects in exam, but my friend passed in all. Now he is an engineer in Microsoft and I am the owner of Microsoft."

artinya kira-kira begini, maaf kalau terjemahan Inggris - Indonesia saya kurang bagus...

"Saya gagal pada ujian dalam beberapa mata pelajaran, tapi teman saya lulus semua. Sekarang teman saya adalah seorang insinyur di Microsoft dan saya adalah pemilik Microsoft."

Bill Gates gagal dalam beberapa mata pelajaran, tapi khusus mata pelajaran yang berhubungan dengan teknologi komputer dia selalu mendapat nilai sempurna.

Anak Anda mungkin gagal dalam matematika dan beberapa pelajaran lain, tapi bisa jadi dia menonjol di bagian lain, seni misalnya? Dorong bakat menonjolnya sejak dini.

Seorang guru kimia di sekolah jika diberikan 10 pertanyaan tentang sejarah/geografi/ekonomi, berapa pertanyaan yang akan dijawabnya dengan benar? Mengapa Anda mengharuskan anak Anda untuk menguasai semua mata pelajaran?

Ketika contoh anak di atas tadi yang seharusnya bisa menjadi seorang seniman besar di masa depan, tapi dikarenakan pemikiran sempit dan kolot orang tuanya... Anak itu akan menjadi seperti anak biasa seperti kebanyakan anak-anak... Seorang anak yang hanya Anda suntik dengan motivasi "lihat si anu, dulu dia pintar sekarang dia kerja di sana, kerja di sini, gaji sekian...." percayalah, anak Anda akan bercita-cita menjadi pekerja... bukan pengusaha.

Anda mau? (jawab sendiri...)
Siapa yang membimbing anak Anda sejak dini? (jawab sendiri...)
Kapan Anda akan memulai bimbingan? (jawab sendiri...)

20 March 2013

Wow! Google Memberi Fasilitas Khusus Bagi Karyawannya

Pengguna komputer mana yang nggak kenal Google? Raksasa produk dan layanan internet tersohor di dunia ini sudah menjadi pendamping internet kita sehari-hari. Betool, kaaan...?


Kekayaan Google tidak perlu diragukan lagi. Pada akhir tahun 2012 lalu, kekayaan Google telah mencapai nilai hampir $ 94 milyar ($ 94,000,000,000). Hmm... Dengan kekayaan segitu, rasanya penasaran juga untuk sekedar mengintip karyawan Google beserta fasilitas yang mereka dapatkan. Yuuuk, langsung ke TKP (ecek-ecek aja TKPnya)...

  • Makanan, Minuman, dan Snack GRATIS
Yup! Google menyediakan makanan dan snack yang berlimpah secara GRATIS. Karyawan Google bisa datang ke kantor dan menikmati sarapan, makan siang, makan malam, kopi, dan berbagai macam minuman jus tanpa dipungut biaya sepeserpun.

"Saat makan siang, aku pergi ke kafe untuk mengambil makanan.
Di Google, Anda tidak akan pernah jauh-jauh dari makanan
karena dapur dengan makanan, minuman, dan snack ada di mana-mana.
Jika Anda lembur, Anda juga bisa makan malam di sana," tutur salah seorang karyawan Google.

  • Merasakan Masa Depan
Karyawan Google akan mendapat kesempatan untuk mencoba berbagai produk super canggih dari Google sebelum produk itu secara resmi diluncurkan untuk umum. Tidak hanya software, karyawan Google juga dapat mencoba hardware agar dapat memberikan saran dan kritik bahkan dapat terlibat lebih jauh dalam pengembangan produk berikutnya. Sebut saja Project Glass, sebuah kacamata canggih buatan Google.


Mau tau sedikit bocoran Project Glass? Selain berfungsi sebagai kacamata, produk ini juga dapat berfungsi sebagai reminder, penunjuk waktu, GPS, pengirim pesan suara, kamera, hingga video call.

"Google Chrome adalah browser yang paling banyak kupakai
sebelum produk ini diluncurkan ke publik.
Aku menggunakan ponsel, tablet, dan Chromebook
sebelum mereka dijual.
Ini merupakan hal yang fun," tutur salah seorang karyawan Google.




  • Transportasi
Google menyediakan transportasi secara gratis bagi karyawannya. Bus tersebut menjemput karyawan datang ke kantor dan mengantar karyawan pulang dari kantor.


Dilengkapi dengan berbagai sarana seperti LED-TV, wi-fi, full AC, dan toilet menjadikan bus Google ini sebagai pilihan banyak karyawannya sebagai transportasi pergi dan pulang kantor.

  • Hewan Peliharaan
Di Google, karyawannya diperbolehkan membawa hewan peliharaan ke kantor. Banyak juga yang melakukannya, ada yang membawa anjing, kucing, bahkan burung kesayangannya.


"Anjingku yang bernama Shar Pei
menemamiku di kantor dua sampai tiga kali seminggu.
Meskipun kadang berat untuk mengendalikannya di sela tugas kantor,
kehadirannya menambah energi bagiku," tutur salah seorang karyawan Google.

  • Cuti Kelahiran Bayi
Sekilas bagi Anda hal ini terkesan biasa, akan tetapi Google memberikan yang tidak biasa kepada karyawannya dalam hal "cuti kelahiran bayi". Cuti ini tidak hanya didapatkan karyawan wanita saja, bahkan karyawan pria juga mendapatkannya. Di Google, Ayah baru mendapatkan cuti selama 6 minggu, dan gajinya tetap dibayar. Khusus untuk Ibu baru, cuti diberikan selama 18 minggu! Wow! Dan yang terpenting, gajinya tetap dibayar plus bonus insentif untuk membeli perlengkapan bayi. Luar biasa?


"Bonus diberikan sesaat setelah bayi kami lahir
untuk membantu pengeluaran
seperti membeli diaper dan susu formula.
Saya tidak pernah mendengar
perusahaan lain melakukan hal itu," tutur salah seorang karyawan Google.

  • Tetap Digaji Walau Meninggal Dunia
Ya, Anda tidak salah baca. Karyawan Google tetap digaji walau sudah tiada. Selama 10 tahun, Google akan memberikan separuh dari gaji karyawan yang meninggal tersebut kepada ahli-waris atau keluarganya.

"Tidak hanya itu,
bila karyawannya sudah memiliki anak
maka anak tersebut akan mendapatkan tunjangan
sebesar $ 1,000
sampai si anak berusia 19 tahun," tutur salah seorang karyawan Google.

  • Dan masih banyak lagi...
Google memang banyak gratisannya. Sebut saja:
  1. Fitness gratis.
  2. Laundry gratis.
  3. DVD terbaru gratis.
  4. dan lain-lain...
Mau bekerja di Google? Tidak semudah itu. Siapkan kemampuan terbaik Anda untuk menghadapi seleksi super ketat yang diterapkan dalam penerimaan karyawan baru. Maka tidak heran jika Anda bertemu dengan banyak orang-orang jenius dan ahli pada bidangnya.


~ Kami tunggu, yah...
Produk-produk unggulan super canggih
berikutnya dari Google ~

17 February 2013

Aneka Kisah Semasa Sekolah #02


Jumpa lagi, lagi-lagi kita berjumpa.

Ini adalah lanjutan dari ceritaku sebelumnya (Aneka Kisah Semasa Sekolah #01). Tentu saja pada kesempatan ini, aku akan kembali bercerita tentang hal-hal yang berkaitan dengan sekolah. Langsung aja yok! Tanpa cas cis cus!


  • Kakak Kelas


Diceritakan kami (aku dan kawan-kawan) yang pada waktu itu dalam masa puber sedang ngefans sama seorang cewek. Kakak kelas. Cakep. Wuuih, kalo minjem istilah yang lagi ngetrend nih ya... Bening coy! Namanya juga kakak kelas, so pastinya lebih maju donk usianya (SMA kelas III) ketimbang kami yang waktu itu lagi duduk di bangku SMP kelas III (kalo sekarang disebut kelas IX), tepatnya kelas III-B. Ada suatu sebutan yang kami sematkan pada kakak kelas ini. Kelapa muda.

Eits! Jangan salah sangka dulu coy! Bukan berarti "kelapa"nya masih muda loh (tapi emang masih muda kok, yaah... pada waktu itu). Tapi, lebih dikarenakan penampilannya yang fresh, cantik, masih muda, dan hijau (apanya yang hijau ya?). Nah, pada waktu itu kelas kami berada di lantai III (paling atas) sedangkan kelasnya si kelapa muda ada di lantai dasar. Jangan heran kalo kami sering berbaris di depan balkon lantai III untuk memandang ke bawah. Ke arah kelapa muda itu. Ada kalanya beberapa di antara kami kembali masuk ke dalam kelas, kecewa karena kelapa muda yang ditunggu-tunggu tak kunjung menampakkan diri. Sampai ada seorang dari kawan kami yang dengan sangat antusiasnya berteriak sambil menunjuk-nunjuk ke arah lantai dasar.

"Woi, kelapa muda woi! Kelapa muda!"

Kontan aja kami yang tadinya di dalam kelas kembali berhamburan ke luar dan secepat mungkin ambil posisi untuk memandang ke bawah. Aaah, indahnya! Seperti halnya kelapa muda asli, terasa kesegaran walau hanya dengan memandang.

Jam istirahat II, lagi-lagi kami harus sabar menanti kelapa muda yang ntah berada di mana. Lagi-lagi ada beberapa orang yang lebih memilih untuk kembali masuk ke dalam kelas. Lagi-lagi ada seorang kawan yang lagi-lagi berteriak dan lagi-lagi menunjuk ke arah bawah (kebanyakan lagi-lagi).

"Woi, kelapa muda woi! Kelapa muda!"

Lagi-lagi beberapa orang berhamburan ke luar dan memandang ke bawah.

"Mana kelapa mudanya?"

Nggak keliatan, celingak-celinguk, tetap nggak keliatan.

"Hahaha, ketipu kalian semua!"

"Kampret! Ke sini lu, woi jangan lari!"

Semua serentak mengejar penipu kelapa muda tadi. Sampai sekarang, aku nggak pernah tau sebenarnya siapa nama kelapa muda itu. Yang sering memberi kesegaran kepada kami waktu itu. Yang tidak terlihat lagi setelah kami naik ke SMA kelas I. Kelapa muda itu, kelapa muda itu sekarang mungkin sudah menjadi kelapa tua. Wkwkwkwk.


  • Roti Bantal


Makanan? Bukan coy! Pembalut!

Diceritakan pada waktu itu masih minggu-minggu awal SMP I. Aku udah pake celana biru, ngga merah lagi coy! Pasti kalian juga pernah bangga kan... berganti dari celana merah ke biru?

Aku nggak tau dengan sekolah lain di kotaku, tapi... sekolahku kedatangan tim dari "Softex" (merek pembalut, masa nggak tau kau?).

Pada kesempatan itu, tim dari Softex akan membagikan pembalut khusus untuk semua siswi SMP kelas I secara gratis. Pada saat tim dari Softex masuk ke kelas kami, kebetulan guru yang sedang mengajar waktu itu guru cewek. Setelah mendapat izin dari guru, tim dari Softex memulai promosinya sebelum membagikan pembalut. Begini ceritanya...

Tim Softex: "Adik-adik, khususnya yang perempuan sudah pernah
dengar yang namanya Softex belum?"

(Semua diam... Hening.....)

Tim Softex: "Softex itu merek sebuah
produk pembalut..." (dipotong oleh guru)

Guru: "Bilang roti bantal aja lah, lebih
enak di dengar."

Tim Softex: "Nggak apa-apa lah, 'bu... Ntar ada
yang nggak ngerti. Jadi begini adik-adik, mungkin di antara
kalian yang perempuan sudah ada yang tau tentang Softex atau sudah ada yang
pernah menggunakannya tetapi malu mengakuinya saat Kakak tanyakan tadi.
Tidak perlu malu yah, pada dasarnya perempuan akan menggunakan pembalut juga
suatu saat nanti. Cepat atau lambat."

(Terlintas di pikiranku waktu itu... "Barang apaan itu ya?
Pakaian dalam bukan, ya? BH kali, ya di dalam bungkusan kotak itu?")

Tim Softex: "Nah, pada kesempatan ini... Kakak akan membagikan
Softex secara gratis kepada kalian semua yang perempuan. Buat yang memang
belum tau apa kegunaannya, nanti bisa ditanyakan kepada Mama di rumah atau
bisa juga kepada Ibu Guru Biologi kalian."

(Aku mikir lagi... "Kenapa harus guru biologi? Apa karena
guru biologi kami perempuan? Aaah, guru Matematika yang sekarang
juga perempuan kok.")

Tim dari Softex pun mulai berkeliling dan membagikan pembalut itu. Satu bungkus aku nggak tau isinya berapa, yang aku ingat pada waktu itu masing-masing siswi mendapat tiga buah item yang memang kalau diliat-liat mirip dengan roti bantal (wkwkwkwk aku ketawak sambil ngetik blog ini). Beberapa siswi terlihat canggung menerimanya.

Guru: "Udah, udah... Langsung aja disimpan.
Jangan diliat-liat. Apalagi yang laki-laki."

Tim dari Softex senyum-senyum aja mendengar ucapan guru kami barusan. Aku jadi semakin penasaran, apa itu sebenarnya dan apa gunanya... Pasti sesuatu yang tabu. Tabu. Begitulah kesimpulanku pada waktu itu. Setelah selesai membagikan roti bantal itu, tim dari Softex pun pamit dengan guru kami untuk menuju ke kelas berikutnya.

Kebetulan banget nih yang di depanku itu adalah cewek. Langsung aja kutanyai.

"Eh, apaan tuh yang dibagikan barusan?", tanyaku sambil menunjuk ke arah laci mejanya.

"Nggak tau", jawabnya singkat.

Aku pun mulai memancing, "Kolor ya? Atau BH?"

"Isssh, bukanlah! Udahlah, jangan tanya lagi!", jawabnya agak sebel.

Bukan dia aja yang sebel, aku juga sebel jadinya karena rasa penasaran masih belum tuntas. Tidak lama kemudian, bunyi bel pergantian mata pelajaran pun berbunyi. Guru matematika keluar dari kelas dan untuk sementara waktu kelas masih tanpa guru. Aku pun iseng beranjak dari tempat dudukku dan meraih roti bantal dari dalam laci cewek yang duduk di depanku tadi (Namanya Suryana. "Maaf ya, Sur... Kisah ini aku tulis di blog"). Di genggamanku sekarang ada satu roti bantal. Aku pun mengangkatnya tinggi-tinggi dan bilang gini:

"Roti bantal woi! Siapa mau makan?"

Sontak aja seisi kelas tertawa.

"Sini, balikin itu. Hei! Bikin malu aja lu!", Suryana berusaha meraih roti bantal yang
sedang ku genggam.

Takut diraihnya, aku melempar roti bantal itu ke arah kawan cowok yang lain. Hasilnya? Terjadilah aksi lempar-melempar roti bantal. Aku nggak tau deh pada waktu itu, Suryana pasti malu banget. Takut guru berikutnya akan segera masuk ke dalam kelas, aksi itupun terhenti ntah di tangan siapa dan dikembalikan kepada Suryana. Segera ia masukin tuh roti bantal ke dalam tas, sambil ngomel ke aku.

"Kurang kerjaan kali kau, bikin malu aja pun!"

Aku pun membalas, "Jangan dimasukin dalam tas, ntar
roti bantalnya penyok loh."

Suryana orangnya ceplas-ceplos. Bawaannya santai aja. Nggak pendendam. Orangnya asyik pokoknya. Kabar terakhir yang aku tau sekarang dia di Perth, Australia (Barat) dan sudah bekerja di sana setelah sebelumnya juga kuliah di sana. Aku sendiri nggak tau kapan tepatnya aku paham apa itu roti bantal. Benar-benar kisah roti bantal yang tak terlupakan. Wkwkwkwk.


Sekian dulu "Aneka Kisah Semasa Sekolah"ku.
bersambung...
... ke bagian #03...

05 February 2013

Aneka Kisah Semasa Sekolah #01

Jumpa lagi, lagi-lagi kita berjumpa.

Gak terasa udah 9 tahun lamanya kutinggalkan masa-masa sekolah. Sering teringat kisah lucu, sedih, memalukan, membanggakan, suka, dan duka. Sesaat sebelum tidur, sering aku tersenyum, bahkan nggak jarang merenung bila mengingat aneka kisah semasa sekolah.

Aku kangen masa-masa sekolahku.
Yang nggak mungkin terulang lagi.
Aku kangen sahabat-sahabatku.
Teman-temanku.
Guru-guruku.
Aku kangen kalian semua.

Sekolahku (Perguruan Kristen Kalam Kudus)
Cabang Pematangsiantar (mungkin sekarang sudah
direnovasi dan tampak berbeda dari gambar-2003)

Buat para pembaca sekalian, kalian yang belum menyelesaikan masa-masa sekolah... Saranku: "Nikmatilah masa-masa sekolah kalian semaksimal mungkin." Kenapa? Karena 10 dari 10 orang yang kutanyak, 10 orang menjawab kangen banget dengan masa-masa sekolah.

Buat para pembaca yang udah menyelesaikan masa-masa sekolah... Kalian pasti pernah merasakan apa yang aku rasakan. Kisah yang akan kubagikan di bawah ini merupakan kisah nyata. Kisah yang mudah-mudahan dapat memberikan senyuman, tawa kecil, inspirasi, ataupun kesan-kesan lainnya bagi para pembaca.

  • Bolos Sekolah
Buseeeet! Aku sendiri sempat nggak percaya juga, kok bisa-bisanya topik bolos ini pertama kali terlintas di pikiranku ya... Franky, itulah nama sahabat setiaku bolos bareng.
Liat cowo kaos biru berkacamata itu?
Naaah, itu dia si Franky. Kalo aku?
Tentu saja yang berdiri di sampingnya.

Di awal-awal kegiatan bolos kami, jujur aja kami masih amatiran. Ketauan pihak sekolah dan orang tua. Kacau dah pokoknya! Berikut ceritanya:

Buat yang punya hobi gaming, pasti tau donk yang namanya "Ragnarok Online"? Tujuan bolos kami berdua yah itu tadi, pengen main RO di warnet langganan kami (Oxygen-Net, Pematangsiantar). Namanya masih amatiran, bolos pake seragam sekolah, duduk di warnet langganan, mulai bermain, ditelepon ke warnet, ketauan, dan akhirnya dipaksa dan terpaksa ke sekolah lagi.. Pernah ketauan bolos, skill bolos kami pun meningkat. Kalau sebelumnya tujuan bolos kami untuk gaming, selanjutnya kami bolos karena murni malas masuk sekolah. Terus terang, aku ga pernah jadi inisiator bolos. Franky selalu mengajakku untuk bolos diawali dengan telepon ke rumahku:

"Seng (panggilanku di sekolah), bolos yok!"

"Kenapa? Mau maen RO lagi?
Ya udah ku kawanin lah kau maen,
tapi jangan ke Oxygen lagi, ke warnet lain aja
biar ga ditelepon orang rumah."

"Nggak, bukan mau maen RO.
Kau liat lah PR Akuntansi itu,
belum siap aku. Kau udah siap?"

"Belum siap juga."

"Makanya, bolos aja kita.
Lagian aku malas masuk sekolah
hari ini. Ada ide ke mana kita bagusnya?"

"Ya udah ayok bolos, tapi jangan lupa
bawa 1 kaos untuk ganti baju.
Nanti kita bayar tiket aja masuk
ke kolam renang, ganti kaos di sana."

"Oke oke, sip! Ntar aku
jemput kau ya..."

Seperti yang direncanakan, hari itu kami bolos. Tidak ketauan. Setelah ganti kaos, kami duduk di kantin kolam renang itu. Ga tau ke mana, bosan melirik-lirik ke arah kolam nggak ada cewe seksi berbaju renang, akhirnya kami ke warnet juga... Tapi bukan warnet langganan. Setiap kali bolos, kami selalu ganti kaos di toilet kolam renang, dan selalu juga berakhir dengan acara gaming. Kalau tidak ke warnet, yaah ke rental PlayStation. Wkwkwkwk.

  • Bola Setan
Kami menamainya "Bola Setan" karena nggak ada aturan mainnya.



Dapat bola, tendang sekuat tenaga. Yang parahnya, bukan ditendang ke arah gawang... Tendang ke arah siapa aja yang mau kau "bongek" pakek bola. Nggak jarang ada yang kesakitan kaki, paha, perut, dada, pantat, "anu", punggung, bahkan mukaknya kalo kenak "bongek" telak. Yang paling parahnya ya ini, kami memainkan "Bola Setan" ini di dalam ruangan kelas, tepatnya di depan kelas (celah kosong antara papan tulis dengan meja guru). Pot bunga yang ada di koridor kelas 1 SMP pernah menjadi korban "Bola Setan" karena arah bola yang kesetanan keluar dari ruangan kelas. Peringatan dari BP (Bimbingan dan Penyuluhan) sekolah nggak pernah kami patuhi walaupun sudah dihukum. Ada kalanya bola kami disita BP, cuci toilet, kutip sampah, loncat kodok naik turun tangga, push up, scot jump, dan ngepel koridor nggak ada yang bikin kapok. Nggak ada bola, ya nggak maen. Bola ada lagi, "Bola Setan" lagi. Nggak jarang isi kelas jadi bauk keringat gara-gara baru siap maen "Bola Setan" di kelas. Kalo "Bola Setan" udah mulai, yang nggak sukak maen terutama yang cewe-cewe pasti keluar dari kelas. Wkwkwkwk.

"Pelajaran Olahraga, maen bola di lapangan.
Jam istirahat, maen "Bola Setan" di kelas."

  • Hitung Mundur/Countdown
Masih teringat waktu itu kelas 3B SMP, udah lupa siapa orangnya yang menyetel jam dinding di kelas... Jam, menit, dan detiknya pas kali dengan waktu lonceng berbunyi.

Kalo dihitung mundur: "5, 4, 3, 2, 1... 0!" Pasti lonceng berbunyi. Parahnya, semua cowo di kelas melakukan hitung mundur. Yang paling parah, bukan dengan suara biasa, beberapa cowo bahkan berteriak sekuat tenaga. Begitu kuatnya dentuman suara hitung mundur itu, seisi sekolah dapat mendengarnya. Aku sendiri masih geleng-geleng kepala kalau membayangkan kejadian itu sekarang. Guru yang mencoba menghentikan aksi hitung mundur pun tidak dapat berbuat banyak, karena semua cowo terlibat. Satu cowo diam, 20-an lagi masih berteriak. Kapan terakhir kali kami melakukannya, aku udah lupa. Mungkin akhirnya bosan sendiri. Wkwkwkwk.

Sekian dulu "Aneka Kisah Semasa Sekolah"ku.
bersambung...
... ke bagian #02...